Senin, 17 Mei 2021

3.2.a.9 Koneksi antar Materi - Pemimpin dalam pengelolaan Sumber Daya

"Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya"

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

salam sejahtera untuk kita semua.

Pada kesempatan ini izinkan saya untuk membuat koneksi antar materi 3.2. yakni pemimpin dalam pengelolaan sumber daya 

Sekolah sebagai suatu ekosistem pendidikan yang didalamnya terdapat komponen hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik)  satu sama lain saling berkontribusi, berkaitan dan saling berinteraksi dalam konteks kelangsungan penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan di level mikro. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah : (1) peserta didik ; (2) kepala sekolah; (3) guru; (4) staf/tenaga kependidikan; (5) pengawas sekolah; (6) orang tua peserta didik; dan (7) masyarakat sekitar sekolah. Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik juga memiliki kontribusi untuk kelangsungan proses pendidikan di sekolah, di antaranya adalah : (1) keuangan; (2) sarana dan prasarana sekolah.

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam pemanfaatan aset asset yang dimiliki sekolah dan dikelola dengan baik sebagai kekuatan atau potensi sekolah sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak pada murid.

Terdapat dua Pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan sumber daya adalah pendekatan berbasis asset (Aset based thingking) dan pendekatan berbasis kekurangan (Deficit based thingking). 


Berdasarkan perbedaan dari dua pendekatan tersebut maka dapat disimpulkan pada pendekatan berbasis asset menekankan pada kekuatan berpikir positif sehingga memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Dengan demikian penggunaan pendekatan berbasis asset memiliki peran bagi komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna dan kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan. Penjelasan tersebut sebetulnya ditujukan untuk pengembangan masyarakat, namun Pendekatan ini tetap bisa kita implementasikan pada lingkungan sekolah karena sebetulnya adalah miniatur sebuah tatanan masyarakat di suatu daerah.

Sementara pendekatan berbasis deficit adalah pendekatan yang memusatkan perhatian pada kekurangan, apa yang mengganggu dan apa yang tidak bekerja.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemimpin dalam pengelolaan sumber daya adalah pemimpin yang mampu mengenali, menggali, menganalisis dan memetakan potensi sumber daya atau tujuh asset utama daerahnya/sekolah dengan menggunakan pendekatan berbasis asset (Aset based thingking) yang ada kemudian memanfaatkan serta memberdayakan secara optimal sesuai kodrat alam dan zaman.

Adapun cara implementasikan pendekatan berbasis asset sebagai berikut:

  1. Mulai dari diri dengan mengubah mindset untuk senantiasa berpikir berbasis asset/kekuatan.
  2. Koordinasi dan komunikasi dengan kepala sekolah dadn rekan sejawat.
  3. Kolaborasi untuk memetakan tujuh asset utama sekolah dengan menggunakan pendekatan berbasis asset.
  4. Perencanaan dengan merancang perencanaan perubahan kecil di kelas, sekolah dan masyarakat sekitar.
  5. Aksi Nyata dengan melakukan semua rancangan perubahan kecil yang dimulai dari kelas, sekolah dan lingkungan sekitar. Sebagai contoh untuk di kelas dengan mengoptimalkan potensi murid untuk menghasilkan sebuah produk sesuai dengan karakter murid yang ada melalui model pembelajaran berdiferensiasi.
  6. Refleksi dan evaluasi aksi yang telah dilakukan agar kegiatan yang dilakukan dapat terkontrol dengan baik sehingga perkembangan kegiatan dapat dirasakan manfaatnya secara berkelanjutan. 

Keterkaitan pengelolaan sumber daya yang tepat terhadap proses pembelajaran murid adalah membuat proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. Manfaat pengelolaan sumber daya yang tepat yang dirasakan oleh sekolah:

  1. Memaksimalkan peran dan fungsi setiap sumber daya sehingga mendukung proses pembelajaran murid lebih bervariasi dan berdiferensiasi.
  2. Pengelolaan sumber daya yang tepat dengan menggunakan pendekatan berbasis asset sifatnya berkelanjutan sehingga memberikan perubahan bagi proses pembelajaran murid menjadi berkualitas.
  3. Pengelolaan sumber daya yang tepat dengan menggunakan pendekatan berbasis asset yang berfokus pada potensi murid dapat membuat murid merespon secara kreatif.
  4. Pengelolaan sumber daya yang tepat mampu mengorganisasikan segala kompetensi dan sumber daya sehingga proses pembelajaran berjalan secara terarah.

Hubungan materi ini dengan materi-materi yang ada pada modul guru penggerak adalah sebagai berikut:
  1. Modul 1.1. Filosofi Ki Hadjar Dewantara keterkaitannya terdapat pada kemampuan memetakan potensi/kekuatan yang dimiliki oleh murid sebagai sumber daya/asset manusia kemudian menuntun potensi tersebut agar tumbuh dan berkembang sesuai kodral alam dan zaman.
  2. Modul.1.2. Nilai dan peran dengan memiliki nilai dan peran guru penggerak seperti kolaboratif, reflektif dan inovativ mampu mengoptimalkan potensi setiap sumber daya untuk menghasilkan pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai profil pelajar pancasila.
  3. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak dengan pendekatan BAGJA maka pemetaan tujuh asset utama  dapat diterapkan dengan secara terstruktur dan berpihak pada murid
  4. Modul 1.4. Budaya Positif pemetaan asset sekolah dengan pendekatan berbasis asset merupakan suatu usaha untuk menciptakan lingkungan sekolah yang berbudaya positif.
Koneksi antar materi dengan modul 2 :
  1. Modul 2.1 Pembelajaran berdiferensiasi Setiap murid memiliki keunikan tersendiri maka sebagai pemimpin pembelajaran mampu menghadirkan pembelajaran berdiferensiasi dengan cara memetakan asset yang dimiliki sekolah
  2. Modul 2.2Untuk melakukan pengembangan asset sekolah maka sebagai pemimpin pembelajaran memiliki kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri, Pengelolaan diri serta empati dll guna menciptakan lingkungan pembelajaran well being
  3. Modul 2.3 Dalam penerapan pemetaan asset sekolah melalui pendekatan berbasis asset maka perlu dilakukan dengan praktek coaching guna memaksimalkan potensi asset terutama berkaitan dengan sumber daya manusia selama proses pelaksanaan dalam menciptakan berpihak pada murid.
Koneksi antar materi dengan modul 3:
  1. Modul 3.1. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
  2. Penerapan pemetaan tujuh asset sekolah terkadang dihadapkan pengambilan suatu keputusan pada situasi sulit maka sebagai pemimpin pembelajaran perlu melihat empat paradigma, tiga prinsip, dan Sembilan langkah-langkah dalam mengambil suatu keputusan sehingga pemetaan asset sekolah dapat dilakukan secara tepat dan diberdayakan secara optimal.
  3. Modul. 3.2. Pemimpin dalam pengembangan sumber daya dengan pendekatan berbasis aset
Kebermanfaatan materi terhadap diri setelah mempelajari modul 3.2 ini sebagai berikut:
  1. Mindset berfokus pada asset /kekuatan
  2. Memperhatikan redaksi pertanyaan dari negative menjadi bermuatan positif seperti “apa yang sudah berhasil?”, “bagaimana strategi pemberdayaan asset agar lebih berdaya guna?”
  3. Perencanaan program berjalan dengan lebih tersistematis, continue dan berkelanjutan sesuai dengan visi sekolah.
  4. Berkolaborasi dengan pemangku kepentingan
Demikianlah tugas koneksi antar materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya semoga bermanfaat .
Terima Kasih.